Senin, 22 Desember 2014

Saat Sempit Panggilan Itu Begitu Kuat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Panggilan jiwa atas dasar keimanan untuk berhaji sepertinya sudah tak terbendung lagi. Kala itu Januari 2001 tepatnya, Eddy Suwandi Hamid begitu menggebu untuk berhaji. Walau saat itu kondisinya justru sedang sempit. Baik waktu yang ia miliki karena kesibukan sekolah ataupun dari sisi anggaran. Di mana ia tidak memiliki gaji lantaran sedang bersekolah.


Eddy merasa saat itu ada suara-suara yang terus berbisik di dalam jiwanya yang dia sebut invisible hand yang memaksanya untuk berhaji di tahun itu juga. Ia akhirnya mengambil keputusan untuk menjual mobil dan tanah yang ia miliki.


Tak ada pilihan lain karena uang di tangan hanya ada Rp 9 juta. Tidak cukup untuk ongkos haji Eddy dan istrinya, ongkos naik haji (ONH) biasa. Begitu niat bulat, Eddy merasa ada bantuan tangan-tangan yang datang. Rezeki seperti mengalir begitu saja. Entah dari kolega, sahabat maupun orang-orang yang tidak pernah terpikir sebelumnya tiba-tiba datang dan memberi. Akhirnya Eddy pun tak menjual apa pun untuk berhaji bersama istrinya di tahun itu.
http://www.alexa.com/siteinfo/www.travelumrah.co


Bahkan sepulang haji karena masih ada rezeki, Eddy justru bisa mengganti mobilnya dengan mobil lain yang lebih baru. Niat tulus memenuhi kewajiban sebagai Muslim untuk berhaji didengar Allah SWT dan Dia melapangkan jalan umatnya.


Pengalaman berhaji ini pun memberi perubahan berarti bagi Eddy dan istri. Di Tanah Suci ia seperti ditunjukkan kebesaran Allah SWT. Manusia begitu kecil dan lemah. Perasaan ini membuatnya lebih meyakini ajaran-ajaran Allah SWT. Sepulang haji, Eddy tak lagi ragu-ragu untuk membantu orang lain. Setiap ibadah pun ia upayakan dilakukan dengan khusyuk. Redaktur: Chairul Akhmad Reporter: Prima Restri


Read more : http://www.alexa.com/siteinfo/www.madinah-travelmuslim.com



Saat Sempit Panggilan Itu Begitu Kuat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar