Minggu, 14 Desember 2014

Seberapa Penting Walimatusafar Bagi Calon Haji?

Usai Idul Fitri, Bang Dullah, orang Betawi \”tulen\” sudah menyibukkan diri menyelesaikan puasa sunah enam hari yang diyakininya bahwa ibadah saum tersebut bakal meraih pahala satu tahun lamanya, suatu ibadah tak kurang dari sepekan namun dapat ganjaran dari Allah selama setahun.


Dullah juga yakin dengan berpuasa dan mendekatkan diri kepada Allah, selain makin menguatkan iman Islam juga akan mudah dikabulkan Allah segala permohonannya. Terlebih, Dullah akan segera menunaikan ibadah haji pada musim haji 1435 H/2014 M. Jadi, sangat wajar, dengan mengumpulkan uang untuk berhaji dari hasil keuntungan berdagang sayur di Pasar Induk Kramat Jati, berharap dapat memudahkan dirinya untuk melaksanakan ibadah penting tersebut.


Selain puasa, pada hari-hari berikutnya menjelang keberangkatannya pergi haji, pedagang sayur beranak tiga itu juga rajin melaksanakan shalat lima waktu. Tatkala waktu shalat tiba, meski ia tengah melakukan transaksi dagang, Dullah cepat-cepat pergi ke mushola terdekat untuk shalat berjamaah.


Dullah tak pernah meninggalkan shalat lima waktu. Selain itu, ia pun banyak mengucapkan istigfar. Kalimat istigfar memang pendek. Tapi, kandungan fadilahnya sungguh besar. Karena itu, Dullah yakin dengan ayat yang menegaskan bahwa


\”Barang siapa memperbanyak istighfar, maka akan diberi kelapangan dalam setiap kesusahan dan jalan keluar dari kesempitan. Dan dianugerahi rezeki dari jalan yang tiada disangka-sangka\”. (HR. Abu Dawud dan Nasa\`i).


\”Sungguh hatiku didera kerinduan yang sangat dalam, sehingga aku beristighfar 100 kali setiap hari\”. (HR. Muslim).


Belakangan ini Dullah pun tampil beda. Ia selalu mengenakan pakaian koko bersih, meski banyak bergelut dengan sayuran di pusat perbelanjaan sayuran terbesar di Jakarta itu. Alasan mengenakan pakaian bersih, katanya, agar ketika memasuki waktu shalat dirinya tak merasa sulit untuk beribadah, khususnya shalat lima waktu.


Kebersihan, katanya, sebagian dari iman. Meski pakaian yang dikenakan tak terlalu bagus, bersih itu amat penting. Utamanya lagi menjaga kebersihan hati sepanjang hari.


Dengan cara itu, ia pun kini merasa lega dalam melaksanakan usahanya. Tidak merasa takut untuk rugi, apalagi setelah amal zariahnya ditingkatkan menjelang keberangkatannya ke Tanah Suci. Lagi-lagi ia merasa yakin, jika banyak beramal – utamanya kepada anak yatim – selain usahanya dijaga Allah juga segala usahanya mendapat perlindungan.


Kesibukan dan Walimatussafar Di tengah kesibukan menjalankan bisnis sayur-sayuran, Dullah belakangan ini juga disibukkan dengan kegiatan walimatussafar. Memasuki musim haji 1435 H/2014 M, tepatnya pada awal September, banyak warga Betawi — termasuk pula di daerah lainnya di Indonesia — melaksanakan walimatussafar. Suatu kegiatan yang sudah mentradisi di lingkungan masyarakat Betawi dan sebagian umat Muslim di Tanah Air.


\”Hampir tiap malam Dullah bersama sang bini (isteri, red) bertandang ke tempat keriaan (hajatan) walimatussafar. Malam ini di rumah si polan, besok malam ke rumah besan. Lusa, datengin (kunjungi) mamang (om) di kampung Ceger, Jakarta Timur,\” kata Manaf, anak dari Dullah bercerita tentang kesibukan orang tuanya belakangan ini.


Di tempat penyelenggara walimatussafar, biasanya banyak ustadz kesohor di kampung diundang. Tak ketinggalan juga ketua erte dan erwe yang datang sekaligus ditunjuk sebagai pemandu acara jalannya acara walimatussafar. Pada acara itu, tampil ustadz memberikan wejangan kepada tuan rumah yang akan menunaikan ibadah haji.


Panjang lebar ayat Al Qur\`an dan sunnah dibeberkan sang ustadz, khususnya yang berkaitan erat dengan pelaksanaan ritual haji. Mulai agar jemaah menjaga kesehatan, mengenakan masker selama di Tanah Suci agar tak terjangkut virus ebola. Juga virus lainnya seperti MERS CoV yang kini juga masih menjadi perhatian penting. WHO secara periodik mengumumkan kasus baru MERS CoV dan ebola di Arab Saudi.


Para dai juga selalu imbauan untuk memperhatikan ayat-ayat yang harus dibaca agar memperoleh haji mabrur. Bagian apa saja yang masuk sunnah dan rukun haji, hendaknya harus dipahami sebagaimana ditegaskan ketika melaksanakan manasik haji. Saking panjangnya penjelasan sang ustadz, biasanya bagi orang yang hampir tiap malam ikut walimatussafar merasa bosan.


Ada warga yang menyengaja mengambil posisi duduk dekat pintu rumah tuan rumah. Ia terlihat ngantuk. Ada pula yang duduk sila di bagian halaman luar, santai mendengarkan celoteh ustadz sambil merokok.
paket umroh murah 2015


\”Ngalor-ngidul ceramah ustadz nggak dipeduliin. Pokoknya, hadir. Setor muka sama tuan rumah,\” Dullah berkicau seusai menghadiri walimatussafar di kediaman tetangganya.


Dullah sendiri juga berencana akan menggelar acara serupa menjelang keberangkatannya ke Tanah Suci, kira-kira pekan pertama September nanti. Maklum, keberangkatannya bersama rombongan kelompok terbang (Kloter) diperkirakan pada September.


Tentang seberapa penting walimatussafar itu, bagi Dullah jelas sangat penting. Walimatussafar bukan sekedar sebagai ajang silaturahim semata, tetapi juga ungkapan syukur kepada Allah bahwa dirinya memperoleh kesempatan menunaikan ibadah haji. Melaksanakan ibadah ini sekarang merupakan barang \”mahal\”. Bukan sekedar pengorbanan uang, juga harus memiliki kesehatan prima.


\”Sehat dan punya uang saja tidak cukup. Juga harus sabar menunggu, karena harus antri cukup lama. Ada daerah antri sampai 17 tahun,\” kata Dullah menirukan cerita dari pegawai Kantor Kementerian Agama di Jakarta. Jadi, selain itu juga, meminta doa anggota keluarga dan warga sekitar.


\”Kite kudu (harus, red) sabar. Sehat dan punya uang emang penting. Penting lagi, doa orang-orang sekitar kite,\” kata Dullah didampingi isterinya, Romlah yang juga akan menunaikan ibadah haji.


Rencana Dullah menggelar walimatussafar sedikit terganggu. Pasalnya, ia dengar cerita dari tetangga sebelah, walimatussafar tak dikenal di zaman Rasulluah. Nabi Muhammad SAW ketika menunaikan ibadah haji tak pernah melaksanakan acara dimaksud. Mendengar penjelasan Dullah tentang tidak pentingnya walimatussafar, Romlah memarahi suaminya. Akhirnya, Dullah pun mengagendakan acara walimatussafar pada Kamis malam.


\”Kite acarakan malam Jumat aje,\” sambut Dullah sambil menimpali cerewet Romlah dari dapur rumahnya.


Dari sisi historis, walimatussafar sudah lama dikenal masyarakat Indonesia. Seperti diungkap dalam laman Nahdlatul Ulama (NU). Umat muslim dalam ibadah selalu diperlengkapi dengan berbagai macam tindakan yang menunjang ibadah itu sendiri, yang selanjutnya di kenal dengan tradisi.


Sebagian banyak tradisi tersebut merupakan hasil dari keterpengaruhan antara budaya lokal dengan Islam. Maka dikenal istilah ngabuburit, kultum, kolak, buka puasa bersama, mudik dan lain sebagainya di sekitar puasa. Dikenal pula tahlilan, talqin, tujuh hari dan seterusnya dalam tradisi kematian.


Juga halnya dengan walimatussafar bagi ibadah haji yang hingga kini masih kuat berakar di masyarakat. Hal ini merupakan karakter Islam Indonesia yang tidak dimiliki oleh Islam yang lain. Tradisi ini tidak muncul begitu saja, tapi memiliki sejarah panjang. Sejarah itu menunjukkan bahwa berbagai tradisi tersebut dilahirkan melalui pemikiran yang dalam oleh para kyai dan ulama pendahulu melalui berbagai pertimbangan soiologis.


Apa yang dilakukan para ulam terdahulu ini, bukanlah sekedar istinbath al-hukmi tetapi menciptakan lahan ibadah tersendiri yang dapat diisi dan dipenuhi dengan pahala bagi yang menjalankannya.


Tradisi semacam ini haruslah dijaga untuk membentengi masyarakat dari individualisme yang akut. Sayangnya, masih ada warga yang tidak tahu dan tidak mau belajar sejarah. Lantas mereka menggugat beberapa tradisi itu dengan menganggapnya sebagai hal bid\`ah. Lepas dari itu, sebaiknya semua pihak ikut mendoakan bagi tamu Allah yang segera berangkat mulai awal September 2014 ini. Semoga para tamu Allah itu dapat menunaikan ibadah dengan baik, sehat dan kembali ke Tanah Air dengan membawa predikat haji mabrur.


Labbaika Allahomma Labbaik. Labbaik La Shareeka Laka Labbaik. Innal-Hamdah, Wan-Nematah, Laka wal Mulk, La Shareeka Laka.


\”Hamba-Mu datang menyahut panggilan- Mu, Ya Allah hamba-Mu datang menyahut panggilan-Mu. Hamba-Mu datang menyahut panggilan-Mu Tuhan yang tidak ada sekutu bagi-Mu. Hamba datang menyahut panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian dan ni\`kmat serta kerajaan adalah kepunyaan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu\”.

(Antara)


Read more : paket umroh murah 2015 jakarta



Seberapa Penting Walimatusafar Bagi Calon Haji?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar